Minggu, 16 Maret 2014

Mitos Panini dari Sulawesi Selatan (Bugis).

Nama     : Ade Fauzan Adzim A
Kelas     : 1PA06

NPM     : 10513130

Assalamualaikum Wr. Wb.

      Negara Indonesia yang kaya dengan budaya dan sumber daya alam yang melimpah ini ternyata juga menyimpan berbagai cerita Mitos. Seperti di Sulawesi Selatan yang mempunyai banyak kisah tentang makhluk jadi-jadian.
      Dan di blog saya yang kali ini, saya akan menceritakan  tentang “Mitos Panini” yang berasal dari Tanah Bugis, tanah kelahiran saya sendiri, tapi tidak menjadi tanah saya dibesarkan..

Sedikit tentang mitos,

    Secara sederhana, mitos adalah suatu informasi yang sebenarnya “salah” tetapi dianggap “benar” karena eksistensinya yang telah beredar dari generasi ke generasi. Begitu luasnya suatu mitos beredar di masyarakat sehingga masyarat tidak menyadari bahwa informasi yang diterimanya itu tidak benar. Karena begitu kuatnya keyakinan masyarakat terhadap suatu mitos tentang sesuatu hal, sehingga mempengaruhi perilaku masyarakat, khususnya didaerah dimana mitos itu berterbangan bebas.
     Panini atau Bangle, awalnya ditemukan di kawasan India Selatan yang beriklim tropis dan kawasan Asia Tenggara lainnya termasuk Indonesia. sebuah tanaman rempah-rempah yang merupakan anggota dari suku temu-temuan, biasanya tanaman ini diguanakan sebagai bumbu dapur dan pengobatan tradisional.




     Nah, sedangkan menurut Mitos di Tanah Bugis, tanaman ini dapat juga digunakan untuk melindungi atau mengusir Parakang, merupakan seorang manusia yang bisa berubah-ubah menjadi hewan, tumbuhan bahkan benda atau apa saja yang dia kehendaki. Konon orang yang menjadi parakang adalah mereka yang sedang belajar ilmu hitam, namun tidak dapat menuntaskan ilmunya. mahluk yang satu ini cukup ditakuti oleh masyarakat di Sulawesi Selatan, sebab konon katanya parakang gemar mengisap usus anak-anak dan ibu yang sedang melahirkan. Bahkan Ia juga kerap mengganggu orang yang sakit.
     Ciri-ciri orang yang diganggu parakang ini antara lain menderita sakit perut, keluar darah pada saat buang air yang bisa berujung pada kematian.
     Maka dari itu masyarakat di Tanah Bugis ini sangat menjaga dengan baik ibu hamil dan orang yang sedang sakit, di sinilah Panini sangat dibutuhkan, biasanya Panini ini di tempelkan di baju orang yang bersangkutan menggunakan peniti, harus peniti, karena peniti juga di anggap bisa mengusir mahluk yang biasa disebut parakang tersebut. Selain itu bagi wanita juga tidak boleh sembarangan mencuci darah ketika sedang haid, karena di anggap dapat mengundang datangnya parakang.
  Ada satu cara lagi untuk bisa mengusir parakang, dengan cara dipukul, tapi sekali saja. Menurut masyarakat setempat jika memukulnya lebih dari sekali maka ia akan melawan. Dalam kondisi berubah wujud menjadi mahluk lain (hewan), dan digambarkan wujud aslinya seperti tubuh manusia (parakang) tetap dirumah dan sedang tertidur, jika kita memukul jiwanya yang berwujud hewan, maka jasadnya yang dirumah akan kesakitan.
    Tapi cara kedua ini dianggap sangat beresiko, karena biasanya menurut pengalaman masyarakat setempat tak lama setelah memukul parakang biasanya ada berita seseorang di sekitar yang meninggal dengan berbagai alasan, atau tiba-tiba cacat. Entah dari mana hubungannya tetatpi masyarakat sekitar meanggap cacat tersebut dikarenakan telah memukul parakang tadi. Bahkan bisa jadi orang yang meninggal atau cacat secara tiba-tiba itu adalah sosok parakang.
   Namun setelah saya pindah ke Banten, dimana tempat saya di besrakan, Mitos Panini pun menghilang. Dan berganti dengan mitos-mitos yang lainnya, dari situlah saya menangkap bahwa “Mitos mungkin akan berubah tergantung dimana kita tinggal, namun mitos takkan pernah musnah dari kalangan masyarakat”

Demikian salah satu Mitos yang berasal dari tanah kelahiran saya, semoga bermanfaat..
Terimakasih..

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Sumber Tulisan    :

 Sumber Gambar :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar