Minggu, 13 November 2016

Analisis dan Tahap Perancangan Sistem Informasi Psikologi


“Aplikasi Tes Kepribadian untuk Penempatan Karyawan Menggunakan Metode MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) Berbasis Web

Analisis
1.    Identifikasi Masalah
Bagi suatu perusahaan penempatan karyawan pada posisi yang tepat merupakan suatu hal utama karena erat hubungannya dengan kinerja karyawan
dalam memberikan manfaat hal yang besar bagi perusahaan.
Permasalahan yang dihadapi saat penempatan karyawan adalah lamanya waktu seleksi karyawan dengan menggunakan tes psikologi. Dalam menggunakan tes paling tidak mempertimbangkan 3 hal yaitu kemampuan umum, kepribadian dan pola kerja.
Penilaian yang dilakukan secara manual yaitu dengan memeriksa lembar jawaban peserta tes satu per satu. Dalam menilai IST memerlukan waktu antara 2 hingga 3 menit, MBTI membutuhkan waktu kurang dari 5 menit dan kraeplien kurang lebih 5 menit untuk tiap peserta. Pemeriksaan yang dilakukan secara manual akan membutuhkan waktu dalam memberikan penilaian, selain itu saat menuliskan laporan akan membutuhkan waktu karena harus membuatnya satu per satu, media penyimpanan yang terintegrasi lewat media internet akan lebih efisien jika didukung dengan aplikasi tes yang dilakukan pada sistem yang sama, dengan dilakukannya tes dan pemrosesan tes dilakukan pada sistem yang sama, hal tersebut dapat mempermudah dalam penyimpanannya.
Adanya pemrosesan, penyimpanan hasil tes yang dilakukan oleh suatu sistem yang terintegrasi di dunia internet, maka karyawan dalam melakukan dan melihat hasil tes yang dilakukannya juga lebih mudah, hal tersebut dikarenakan karyawan tidak harus mendatangi suatu lokasi tertentu.
Dengan demikian program aplikasi yang akan dirancang adalah untuk menganalisa tes kepribadian manusia dengan menjawab pertanyaan tes kepribadian yang tersedia, kemudian dari hasil proses, sistem akan memberikan hasil penjelasan kepribadian tiap orang sesuai dengan jawaban yang diberikan dan akan diberikan saran pengembangan dari tiap kepribadian.
2.    Analisis Masalah
Tahap analisis akan dilakukan dalam 2 langkah, yaitu:
a.       Analisis Kebutuhan
Dengan mencari kebutuhan apa saja yang dapat atau akan diterapkan pada sistem yang baru akan dibuat agar dapat memenuhi tujuan.
b.      Analisis Kelayakan Sistem
Dengan tujuan menguraikan analisis kelayakan sistem baru saat dijalankan.
3.    Analisis Kebutuhan
Merupakan data yang dibutuhkan pada sistem yang kemudian akan diproses hinggan menghasilkan output. Dalam hal ini data yang digunakan berupa jenis-jenis sifat dasar dari beberapa tes yang telah dilakukan karyawan PT. Winata Putra Mandiri.
Merupakan proses-proses apa saja yang nantinya dilakukan oleh sistem. Dibutuhkan sebuah sistem yang mampu melakukan fungsi-fungsi seperti ini :
1)   Sistem dapat menampilkan pertanyaan.
2)   Sistem mampu menyimpan jawaban.
3)   Sistem mampu menampilkan grafik hasil.
Merupakan apa-apa saja yang harus dimiliki oleh sistem agar dapat berjalan. Seperti ketersedian perangkat keras, perangkat lunak dan pengguna.
1)   Kebutuhan Perangkat Keras
Perangkat keras yang akan digunakan untuk membangun sistem aplikasi ini adalah seperangkat Personal Computer (PC).
2)   Kebutuhan Perangkat Lunak
Agar sistem dapat dijalankan maka diperlukan perangkat lunak baik ditahap pembuatan maupun tahapan implementasi saat sistem dijalankan.
Adapun perangkat lunak yang dibutuhkan pada saat tahapan pembuatan adalah Mozilla Firefox serta Sistem Operasi Windows 7. Sedangkan untuk perangkat lunak yang dibutuhkan pada saat implementasi adalah Mozilla Firefox atau Web Browser yang dapat terhubung dengan jaringan internet.
3)   Kebutuhan Sumber Daya Manusia
Untuk mewujudkan sistem ini maka diperlukan seorang analis dan programmer pada tahap pembuatan. Sedangkan  sebagai  pengguna  dari  sistem  yang  diusulkan,  yaitu user ialah pihak yang menggunakan adalah semua kalangan yang membutuhkan tes kepribadian.

Struktur navigasi yang digunakan adalah struktur navigasi hirarki, merupakan suatu struktur yang mengandalkan percabangan untuk menampilkan data atau tabel pada layar dengan kriteria tertentu, seperti seluruh element aplikasi tes kepribadian dengan menggunakan metode MBTI dapat dipresentasikan dengan UML, yang terdiri dari proses bisnis, UseCase diagram, Class diagram dan Squence diagram. Sebuah teknis yang menggambarkan langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program dan transformasi yang diaplikasikan pada saat data bergerak dari input ke output.

Digunakan untuk media komunikasi antara user dan program. Perancangan antar muka merupakan tahap akhir dari perancangan sistem, yaitu merancang form dan menu yang ada pada program serta menghubungkannya ke tabel database sehingga program data berjalan dengan baik. Pada aplikaksi ini interface akan terbagi menjadi interface untuk admin, user dan direktur. Pada tiap antarmuka juga akan terbagi menjadi tampilan berupa tampilan input dan tampilan output.

Sabtu, 12 November 2016

Analisis Paper Sistem Informasi Psikologi

Analisis Paper

Ade Fauzan Adzim Arkani         10513130
Adithya Rahman                         10513213

File paper :
-> http://www.slideshare.net/coryditapratiwi/paper-sippengantar-sistem-informasi-psikologi

1.      Rangkuman Paper
Sistem adalah  kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.  Sistem juga mempunyai karakteristik yaitu, memiliki komponen, batas system, lingkungan luar system, penghubung system, masukan system, keluaran system, pengolah system dan sasaran system. Informasi adalah pesan (ucapan atau eksperesi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari ordesekuens dan symbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi memiliki kualatas agar dapat dipercaya. Kualitas informasi tergantung dari 3 hal, yaitu:
a.    Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan –kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan
b.    Tetap pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat
c.    Relevan, informasi tersebut mempunyai manfaat bagi yang menerimanya.
Sistem informasi adalah kumpulan perangkat keras dan lunak atau prosedur kerja yang memiliki fungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis dan menyebarkan informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan yang spesifik. System informasi juga memiliki komponen antara lain: hardware, software, procedure, basis data, jaringan dan brainware.
Beberapa kemampuan yang dimiliki sistem informasi  :
a.    Melaksanakan komputasi numerik, bervolume besar dengan kecepatan tinggi
b.   Menyimpan informasi dalam jumlah besar ke dalam ruang yang kecil dan mudah diakses.
c.    Menyajikan informasi dengan jelas
d.   Mengotomatisasi proses-proses yang manual
e.    Menyediakan komunikasi dalam dan antar organisasi yang murah, akurat, dan cepat.
Hubungan antara psikologi dengan sistem informasi erat kaitannya dengan sistem informasi sumber daya manusia. Sistem informasi sumber daya manusia merupakan sebuah bentuk interseksi atau pertemuan antara bidang ilmu manajemen. sistem ini menggabungkan manajemen sumber daya manusia (MSDM) sebagai suatu disiplin yang utamanya mengaplikasikan bidang teknologi informasi ke dalam aktifitas-aktifitas MSDM seperti dalam hal perencanaan, dan menyusun sistem pemrosesan data dalam serangkaian langkah-langkah yang terstandarisasi dan terangkum dalam aplikasi perencanaan sumber daya perusahaan/enterprise resource planning (ERP).
Fungsi dari sumber daya manusia sendiri memiliki lima kegiatan utama yang erat kaitannya dengan Human Resource Department (HRD), antara lain :
a.    Perekrutan dan Penerimaan (recruitment and hiring)
b.   Pendidikan dan Pelatihan
c.    Manajemen Data
d.   Penghentian dan Administrasi Tunjangan
e.    Model Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Human Resources Department (HRD) juga jawab terhadap pengelolaan sumber daya manusia dalam sebuah organisasi.
Dari pengertiannya sendiri, psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan proses mental. Psikologi merupakan cabang ilmu yang masih muda atau remaja. Sebab, pada awalnya psikologi merupakan bagian dari ilmu filsafat tentang jiwa manusia. Sedangkan penggunaan sistem informasi dalam bidang psikologi dimungkinkan karena banyak hal dalam dunia psikologi yang masih bisa dikelola dengan sentuhan komputerisasi. Misalnya penggunaan tes psikologi secara virtual, penggunaan teknologi eye-tracking dan yang terbaru adalah teknologi virtual reality yang memungkinkan seseorang untuk mengurangi bahkan menyembuhkan gangguan psikologis seperti ADHD, PTSD (Post Traumatic Stress Disorder), dan beragam fobia.
2.      Kekurangan Paper
Dari apa yang telah kami analisa, beberapa kekurangan dari paper ini, antara lain :
a.    Format penulisan yang masih kurang rapih, seperti penggunaan numbering yang kurang tepat.
b.   Beberapa penggunaan bahasa yang menurut kami kurang tepat sehingga menimbulkan ke ambiguan.
c.    Dalam paper ini tidak dilengkapi dengan kesimpulan, baik persub-bab ataupun secara keseluruhan.
3.      Kelebihan Paper
a.    Menurut kami materi pembahasan yang ada pada paper ini sudah cukup lengkap.
b.   Beberapa teori yang dimasukkan dalam paper ini berdasarkan dari tokoh yang memiliki keahlian dibidangnya.
c.    Penggunaan sumber buku yang lebih dari satu, dimana akan didapatkan perbandingan dari tiap pembahasannya.
d.   Susunan alur pembahasan pada paper ini memiliki keselarasan yang baik dari tiap subbabnya, sehingga mudah dipahami.

Demikian analisis kami dari paper tersebut, mohon maaf bila masih terdapat kekurangan.
Terimakasih..

Sabtu, 29 Oktober 2016

Alat Tes IQ Manual atau Alat Tes IQ Berbasis Komputer???

Analisis Alat Tes IQ Manual & Alat Tes IQ Berbasis Komputer
1.    Alat Tes IQ Manual
Alat tes Iq manual merupakan alat tes yang biasa kita gunakan untuk mengukur aspek individu secara psikis (tes dapat berbentuk tertulis, visual, atau evaluasi secara verbal yang teradministrasi untuk mengukur fungsi kognitif dan emosional), ada beberapa tes Iq manual yang bisa digunakan yaitu; IST, Binet, WAIS, CFIT, dll. Beberapa tes intelegensi ini dapat diaplikasikan kepada anak-anak maupun dewasa yang terdiri dari beberapa lembar alat tes dan lembar jawaban tes.

http://www.psikologiku.com/kelebihan-dan-kelemahan-tes-intelegensi-kecerdasan/
Intelegensi sendiri sering didefenisikan sebagai kemampuan untuk berpikir dan bernalar secara kompleks. Sedangkan menurut David Wechsler, inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Intelegensi didefinisikan sebagai kapasitas yang bersifat umum dari individu untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi-situasi baru atau problem yang sedang dihadapi.
Dalam bentuk yang manual, tentunya tes Iq ini memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri menurut analisis saya, diantaranya :
Kelebihan :
·           Secara keseluruhan, pengerjaan secara manual memiliki eror yang akan muncul cenderung sedikit.
·           Yang bertindak sebagai tester dapat melakukan observasi tersendiri dari cara pengerjaan atau bentuk tulisan individu yang dites tersebut.
·           Tingkat validitas dan reliabilitas dari tes manual cenderung lebih akurat karena dapat diperkirakan individu yang dites masih asing atau bahkan belum pernah tau atau mencoba alat tes manual tersebut karena tidak tersebar secara bebas.
Kekurangan :
·           Dengan bentuk jawaban berupa tulisan, tidak jarang jawaban testee sulit terbaca atau ambigu.
·           Membutuhkan beberapa lembar kertas dan alat tulis khusus lain.
·           Data yang didapat berupa lembar jawaban kertas yang mudah sobek, basah bahkan hilang.
·           Soal-soal tes tidak berwarna bahkan tidak jarang sulit terbaca karena merupakan hasil copyan dari alat tes asli yang sudah usang.
·           Interpretasi membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
2.    Alat Tes IQ Berbasis Komputer
Alat tes Iq berbasis komputer merupakan alat tes yang biasa digunakan dalam bentuk program, dengan tujuan yang tidak jauh beda dengan tes Iq manual. Alat tes Iq yang berbasis komputer ini tidak jarang berbentuk online seperti yang ada pada http://www.tes-iq.com/. Bentuk tes Iq pada web tersebut adalah serangkaian tes yang harus diselesaikan dalam batas waktu tertentu atau lebih dikenal dengan istilah time limit test, yakni sederatan soal yang relatif mudah, tetapi diberikan dalam waktu terbatas dan mampu menyelesaikan jawaban yang benar sebanyak mungkin.

Dari bentuknya yang berbeda dari alat tes Iq manual tentunya kekurangan dan kelebihan dari alat tes Iq berbasis komputer ini akan berbeda dan memiliki perbandingan dengan alat tes Iq manual, diantaranya:
Kelebihan :
·      Tidak membutuhkan banyak lembaran kertas atau alat tulis khusus.
·      Hasil dari tes ataupun jawaban testee berbentuk database yang akan tersimpan pada memori komputer.
·      Alat tes mudah dibaca dan dengan pemberian warna namun juga tidak berlebihan.
·      Interpretasi dilakukan oleh mesin yang bisa langsung didapat setelah melakukan rangkaian tes.
Kekurangan :
·      Dengan mengandalkan mesin atau software, munculnya eror cenderung banyak, timbul dari pengguna ataupun alatnya sendiri.
·      Waktu pengerjaan terlihat atau dimunculkan dalam program, dengan demikian kecemasan pada testee akan meningkat saat pengerjaan yang dianggap menurunkan tingkat keakuratan data.
·      Dari beberapa alat tes yang berbasis komputer memiliki pilihan untuk melewati soal-soal yang menurut testee sulit, dengan demikian takaran atau urutan soal yang seharusnya dikerjakan berurutan menjadi berantakan dan menurunkan keakuratan data.
·      Tingkat validitas dan reliabilitas rendah karena program seperti ini banyak disebar luaskan dan sangat mudah untuk mencobanya berulang kali.
·      Data hasil interpretasi tidak bisa dipertanggung jawabkan secara sah karena interpretasi dilakukan bukan oleh psikolog atau ahlinya.

Dengan demikian dapat kita lihat beberapa kekurangan dan kelebihan dari alat tes Iq manual dan alat tes Iq berbasis komputer, maka kita sendiri dapat membandingkan secara singkat dari kedua alat tes Iq tersebut. Semoga bermanfaat.


Jumat, 24 Juni 2016

Teknik Assertive Training (Behavioral)



Perilaku Asertif
Perilaku asertif merupakan terjemahan dari istilah assertiveness atau assertion, yang artinya titik tengah antara perilaku non asertif dan perilaku agresif. Frensterhim dan Baer, mengatakan bahwa orang yang memiliki tingkah laku atau perilaku asertif orang yang berpendapat dari orientasi dari dalam, memiliki kepercayan diri yang baik, dapat mengungkapkan pendapat dan ekspresi yang sebenarnya tanpa rasa takut dan berkomunikasi dengan orang lain secara lancar. Sebaliknya orang yang kurang asertif adalah mereka yang memiliki ciri terlalu mudah mengalah/ lemah, mudah tersinggung, cemas, kurang yakin pada diri sendiri, sukar mengadakan komunikasi dengan orang lain, dan tidak bebas mengemukakan masalah atau hal yang telah dikemukakan.
Nelson dan Jones (2006) menjelaskan bahwa perilaku asertif adalah perilaku yang merefleksikan rasa percaya diri dan menghormati diri sendiri dan orang lain. hal ini sejalan dengan pengertian perilaku asertif yang dikemukakan oleh Alberti dan Emmons ialah perilaku asertif meningkatkan kesetaraan dalam hubungan sesama manusia, yang memungkinkan kita untuk menunjukkan minat terbaik kita, berdiri sendiri tanpa hatrus merasa cemas, mengeekspresikan perasaan kita dengan jujur dan nyaman, melatih kepribadian kita yang sesungguhnya tanpa menolak kebenaran dari orang lain.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku asertif adalah perilaku sesesorang dalam hubungan antar pribadi yang menyangkut, emosi, perasaan, pikiran serta keinginan dan kebutuhan secara terbuka, tegas dan jujur tanpa perasaan cemas atau tegang terhadap orang lain, tanpa merugikan diri sendiri dan orang lain.

Pengertian Assertive Training
Assertive training merupakan salah satu teknik dalam terapi behavioral. Menurut Willis (2004) terapi behavioral berasal dari dua arah konsep yakni Pavlovian dari Ivan Pavlov dan Skinerian dari B.F Skinner. Mula-mula terapi ini dikemabangkan oleh Wolpe untuk menanggulangi neurosis. Neurosis dapat dijelaskan dengan mempelajari perilaku yang tidak adaptif melalui proses belajar. Dengan kata lain perilaku yang menyimpang bersumber dari hasil belajar di lingkungan.
Willis (2004) menjelaskan bahwa assertive training merupakan teknik dalam konseling behavioral yang menitikberatkan pada kasus yang mengalami kesulitan dalam perasaan yang tidak sesuai dalam menyatakannya. Assertive Training adalah suatu teknik untuk membantu klien dalam hal-hal berikut:

·      Tidak dapat menyatakan kemarahan atau kejengkelannya;
·      Mereka yang sopan berlebihan dan membiarkan orang lain mengambil keuntungan padanya;
·      Mereka yang mengalami kesulitan berkata “tidak”;
·      Mereka yang sukar menyatakan cinta dan respon positif lainnya;
·      Mereka yang merasakan tidak punya hak untuk menyatakan pendapat dan pikirannya.

Corey (2009) menjelaskan bahwa assertive training (latihan asertif) merupakan penerapan latihan tingkah laku dengan sasaran membantu individu-individu dalam mengembangkan cara-cara berhubungan yang lebih langsung dalam situasi-situasi interpersonal. Fokusnya adalah mempraktekkan melalui permainan peran, kecakapan-kecakapan bergaul yang baru diperolah sehingga individu-individu diharapkan mampu mengatasi ketakmemadaiannya dan belajar mengungkapkan perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran mereka secara lebih terbuka disertai keyakinan bahwa mereka berhak untuk menunjukkan reaksi-reaksi yang terbuka itu.
Selain itu Gunarsih (2007) dalam bukunya Konseling dan Psikoterapi menjelaskan pengertian latihan asertif menurut Alberti yaitu prosedur latihan yang diberikan kepada klien untuk melatih perilaku penyesuaian sosial melalui ekspresi diri dari perasaan, sikap, harapan, pendapat, dan haknya.
Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa assertive training atau latihan asertif adalah prosedur latihan yang diberikan untuk membantu peningkatan kemampuan mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan dan dipikirkan pada orang lain namun tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan orang lain.

Tujuan Assertive Training
Teknik assertive training dalam pelaksanaannya tentu memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh konselor dan klien. Day (2008) menjelaskan bahwa assertive training membantu klien belajar kemandirian sosial yang diperlukan untuk mengekspresikan diri mereka dengan tepat.
Sedangkan menurut Fauzan (2010) terdapat beberapa tujuan assertive training yaitu :

1.      Mengajarkan individu untuk menyatakan diri mereka dalam suatu cara sehingga memantulkan kepekaan kepada perasaan dan hak-hak orang lain
2.      Meningkatkan keterampilan behavioralnya sehingga mereka bisa menentukan pilihan apakah pada situasi tertentu perlu berperilaku seperti apa yang diinginkan atau tidak
3.      Mengajarkan pada individu untuk mengungkapkan diri dengan cara sedemikian rupa sehingga terefleksi kepekaanya terhadap perasaan dan hak orang lain
4.      Meningkatkan kemampuan individu untuk menyatakan dan mengekspresikan dirinya dengan enak dalam berbagai situasi sosial
5.      Menghindari kesalahpahaman dari pihak lawan komunikasi.

Berdasarkan paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan assertive training adalah untuk melatih individu mengungkapkan dirinya, mengemukakan apa yang dirasakan dan menyesuaikan diri dalam berinteraksi tanpa adanya rasa cemas karena setiap individu mempunyai hak untuk mengungkapkan perasaan, pendapat, apa yang diyakini serta sikapnya.
Dengan demikian individu dapat menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam berkomunikasi.

Manfaat Assertive Training
Setiap perlakuan atau latihan yang diberikan tentu memiliki berbagai manfaat bagi individu yang menggunakannya. Menurut pendapat Corey (2009), manfaat latihan asertif yaitu membantu bagi orang-orang yang:

·      tidak mampu mengungkapkan kemarahan dan perasaan tersinggung
·      menunjukkan kesopanan yang berlebihan dan selalu mendorong orang lain untuk mendahuluinya
·      memiliki kesulitan untuk mengatakan “tidak”
·       mengalami kesulitan untuk mengungkapkan afeksi dan respon-respon positif lainnya merasa tidak punya hak untuk memiliki perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran sendiri.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa manfaat latihan asertif adalah membantu peningkatan kemampuan mengkomunikasikan apa yang diinginkan, dirasakan dan dipikirkan pada orang lain namun tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan orang lain.

Tahapan Pelaksanaan Assertive Training
Prosedur adalah tata cara melakukan suatu instruksi. Pelaksanaan assertive training memiliki beberapa tahapan atau prosedur yang akan dilalui ketika pelaksanaan latihan. Pada umumnya teknik untuk melakukan latihan asertif, mendasarkan pada prosedur belajar dalam diri seseorang yang perlu diubah, diperbaiki dan diperbarui. Masters (dalam Gunarsih, 2007) meringkas beberapa jenis prosedur latihan asertif, yakni:

1.    Identifikasi terhadap keadaan khusus yang menimbulkan persoalan pada klien.
2.    Memeriksa apa yang dilakukan atau dipikirkan klien pada situasi tersebut. Pada tahap ini, akan diberikan juga materi tentang perbedaan perilaku agresif, asertif, dan pasif.
3.    Dipilih sesuatu situasi khusus di mana klien melakukan permainan peran (role play) sesuai dengan apa yang ia perlihatkan.
4.    Diantara waktu-waktu pertemuan, konselor menyuruh klien melatih dalam imajinasinya, respon yang cocok pada beberapa keadaan. Kepada mereka juga diminta menyertakan pernyataan diri yang terjadi selama melakukan imajinasi. Hasil apa yang dilakukan pasien atau klien, dibicarakan pada pertemuan berikutnya.
5.    Konselor harus menentukan apakah klien sudah mampu memberikan respon yang sesuai dari dirinya sendiri secara efektif terhadap keadaan baru, baik dari laporan langsung yang diberikan maupun dari keterangan orang lain yang mengetahui keadaan pasien atau klien.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa assertive training merupakan terapi perilaku yang dirancang untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan individu yang diganggu kecemasan dengan berbagai teknik yang ada agar individu tersebut dapat memiliki perilaku asertif yang diinginkan.

Daftar Pustaka :
Fauzan, L. 2010. Assertive Training. Lutfifauzan.blogspot.com
Frensterheim dan Baer. 2011. Perilaku Asertif. http://www.duniapsikologi.com.