Kesehatan Mental
Ade Fauzan Adzim
A
Npm : 10513130
Sejarah Kesehatan Mental
Sejarah dari kesehatan
mental tidakseperti atau sejelas dari sejarah
ilmu kedokteran.Inidikarenakan
masalah mental bukan merupakan masalah fisik yang dengan mudah dapat diamati dengan indera
pengelihatan kita, dalam artian tidak terlihat. Berbeda dengan gangguan
fisik yang bisa dikatan dapat dengan mudah dideteksi, orang yang
mengalami gangguan kesehatan mental tergolong sulit untuk terdeteksi.
Sekalipun oleh anggota keluarganya yang merupakan orang terdekatnya sendiri.
Hal ini lebih karena mereka sehari-hari hidup bersama sehingga tingkah laku
yang mengindikasikan gangguan mental dianggap hal biasa yang dianggap
wajar-wajar saja, bukan sebagai gangguan.
Khusus pada masyarakat
Indonesia, masalah kesehatan mental saat ini belum begitu mendapat perhatian
yang serius. Krisis yang saat ini melanda masyarakat Indonesia membuat
perhatian terhadap kesehatan mental kurang terpikirkan. Kebayakan orang masih
fokus pada masalah kuratif, kurang memperhatikan hal-hal preventif untuk
menjaga mental agar tetap sehat. Tingkat pendidikan yang beragam dan
terbatasnya pengetahuan mengenai perilaku manusia turut membawa
dampak kurangnya kepekaan masyarakat terhadap anggotanya yang semestinya
mendapatkan pertolongan dan perhatian yang baik di bidang kesehatan mental.
Pada Zaman Prasejarah
Manusia purba sering
mengalami gangguan mental atau fisik, seperti infeksi, artritis, penyakit
pernapasan dan usus, serta penyempitan pembuluh darah. Tetapi manusia purba
benar-benar berusaha mengatasi penyakit mental. Ia memandang dan merawatnya
sama seperti halnya dengan penyakit fisik lainya.
Tetapi sungguh
menggembirakan karena pasien sakit mental tetap diperlakukan secara manusiawi.
Dalam perkembangan selanjutnya pada waktu sejarah mulai tercatat walaupun ada
beberapa pengecualian peradaban-peradaban manusia di tandai dengan penganiayaan
terhadap para pasien sakit mental diperlakukan dengan kasar dan kejam serta
mereka dipandang sebagai penggangu masyarakat. Lagi pula dewasa ini orang kadang-kadang
memperlakukan para pasien sakit mental tanpa belas kasihan dibandingkan dengan
orang-orang zaman purba.
Ada spekulasi yang dapat
diterima bahwa beberapa gejala penyakit mental dewasa ini sangat mirip dengan
yang dijumpai pada zaman dahulu. Gejala-gejala penyakit mental zaman dahulu dan
sekarang mungkin berhubungan sama halnya kita sendiri juga berhubungan dengan
paraa nenek moyang kita. Penyebab-penyebab penyakit mental zaman dahulu dapat
juga dianggap berhubungan dengan penyakit mental zaman kita.
Para pendahulu psikiater
dan psikolog kita muncul pada zaman purba. Penyakit mental tentu saja merupakan
bagian dari bidang praktek mereka. Sering kali dukun-dukun ini merupakan para
cendikiawan yang lebih baik dari kelompok. Lagi pula hubungan natara agama dan
penyakit mental lebih erat dibandingkan dengan hubungan antara agama dan
penyakit lain.
Pada Zaman Peradaban Awal
Dalam semua peradaban
awal yang kita kenal di mesopotamia, mesir, yahudi, india, cina dan benua
amerika, imam-imam, tukang sihir merawat orang yang sakit mental. Diantara
semua peradaban tersebut sepanjang zaman kuno penyakit mental mulai menjadi hal
yang umum. Bersama dengan penderita-penderita lain, kekalutan-kekalutan mental
menjadi kawan separjalanan yang setia bagi manusia pada waktu ia bergerak
menuju kehidupan yang terorganisir. Ilmu kedokteran menjadi lebih terorganisasi
waktu peradaban-peradan menjadi lebih maju.
Di mesopotamia Penyakit
mental dihubungkan dengan setan-setan dan pengobatan atau perawatanya dilakukan
dengan upacara-upacara agama dan upacara-upacara magis supaya setan keluar dari
tubuh si pasien. Orang-orang mesir memiliki sekolah kedokteran di kuil imhotep.
Di kuil tersebut terdapat sebuah rumah sakit di sana dikembangkan terapi untuk
pasien berupa rekreasi dan pekerjaan serta di terapkan semacam psikoterapi yang
serupa dengan beberapa pendekatan yang sangat moder untuk mengobati penyaklit
mental.
Di mesir juga
dokter-dokter yang sekaligus imam, kepercayaan akan setan dan suatu pendekatan
untuk merawat penyakit mental yang serupa dengan yang terdapat di mesir dan
mesopotamia juga merupakan ciri khas dari ilmu kedokteran yahudi, tetapi
kepercayaan akan satu alLah sebagai sumber segala kehidupan termsuk kesehatan
dan penyakit mental merupakan perbedaan pokok dengan ilmu kedokteran dari
peradaban awal lainya.
Di persia setan-setan
dipersalahkan karena menyebabkan penyakit-penyakit mental dan segala penyakit.
Mental yang baik atau kekuatan psikis/jiwa selalu mencari kesucian, kebajikan
dan kebaikan hati. Metode-metode pengobatan cina dn hindu mirip dengan yang
terdapat di persia. Ada kepercayaan-kepercayaan yang serupa dengan
kekuatan-kekuatan yang berperang antara yang baik dengan yangburuk. Dalam
pandangan orang cina gangguan mental dilihat sebagai penyakit dan dianggap
sebagai gangguan proses alam atau ketidak seimbangan antara Yin dan Yang.
Karena gangguan mental
dianggap sebaai tidak adanya keseimbangan fisik maka orang yang mengalami
gangguan mental tidak dianggap sebagai yang memalukan. Demikian juga orang
hindu memiliki kekuatan baik yngh disebut VISHNU dan berperang
melawan kekuatan jahat yang disebut SHIVA. Di afrika masyarakat
berpendapat bahwa gangguan fisik dan mental di sebabkan oleh musuh-muh, roh
jhat atau dalam beberapa kasus oleh nenek moyang yang marah. Beberapamasyarakat
tradisional afrika berpendapat bahwa penyakt disebabkan oleh penyebab-penyebab
natural (fisik).
Phytagoras (orang yang
pertama memberi penjelasan alamiah terhadap penyakit mental), Hypocrates
(Ia berpendapat penyakit / gangguan otak adalah penyebab penyakit
mental), Plato (gangguan mental sebagian gangguan moral, gangguan fisik
dan sebagiaan lagi dari dewa dewa)
Pada Zaman Renaissesus
Pada zaman ini dibeberapa
negara Eropa, para tokoh keagamaan, ilmu kedokteran dan filsafat mulai
menyangkal anggapan bahwa pasien sakit mental tenggelam dalam dunia tahayul.
Setelah Abad
ke XVII – XX
Peralihan
dari pendekatan demologis ke pendekatan ilmiah terhadap penyakit mental tidak
terjadi dalam waktu yang singkat.Di Prancis misalnya hukuman mati bagi tukang
sihir tidak dicabut sampai tahun 1862.Kecendrungan umum pertama terhadap
perawatan khusus bagi para pasien sakit mental mungkin sekali muncul setelah
pembaruan-pembaruan social, politik dan ilmu pengetahuan yang menjadi ciri dari
pertengahan abad ke 18.
Pada awal abad ke 18
perhatian dipusatkan pada klasifikasi dan system suatu hal yang mungkin sama
dengan analisis system. Kemajuan-kemajuan dalam ilmu kedokteran fisik dengan
identifikasi, penyelidikan dan usaha untuki secara rasional mengobati banyak
penyakit yang sampai saat itu dilihat sebagai sesuatu yang misterius dan magis.
Phillipe Pinel memulai
karyanya pada pengobatan psikiatri pada permulaan nabad ke 19 segera setelah
revolusi.Ia tetap sebagai dokter yang bertanggung jawab terhadap la bicetre
rumah sakit mental di paris. Ia memelopori perlakuan dan pemahaman manusiawi
terhadap orang-orang yang mengalami kekalutan mental.willian tuke
mendirikan York Retreat pada waktu pinel mengorganisasikan
rumah sakit mental di Prancis. Usaha kelompok kecil dari tuke itu lambat laun
mendapat dukungan dari John Conolly, Samuel Hitch dan para Psikolog Medis lain
yang hebat dari Inggris.
Pada
wahun 1841 vHitsch mulai nmenggunakan perawatan wanita yang terlatih di
bangsa-bangsa rumah sakit jiwa Gloucester dan menempatkan pengawasan-pengawasan
untuk memimpin staf perawatan.Anton muller yang bekerja disebuah rumah sakit
mental menyarankan perawatan yang manusiawi terhadap orang-orang gila dan
menentang kekangan yang sangat tajam terhadap para pasien sakit mental.
Di Amerika latin rumah
sakit yang paling awal mulai muncul pada pada tahun 1820an. Pada tahun 1847
para pengunjung ke meksiko dan perlu melaporkan bahwa orang gila dipakai
sebagai hiburan untuk masyarakat umum yang membayar untuk pertunjukan itu.
Keberhasilan dari eksperimen Pinel dan Tuke dalam metode yang lebih berperi-kemanusiaan
menimbulkan revolusi para perawatan para pasien penderita sakit mental di
seluruh dunia.Kemudian pada pertengahan abad ke 19 dimana tukang sihir dibakar
di Amerika, yang kemudian di Eropa munculah revolusi pertama untuk menangani
secara manusiawi dan memperbaiki lembaga-lembaga penyakit mental yang dimulai
oleh seorang guru wanita dari Massachusetts, Dorothea Lynde Dix.
Lalu gerakan ilmu kesehatan mental tersebut
tidak lama kemudian di prakarsai oleh Clifford Wittingham Beers. Selama 3 tahun
ia di Rumah Sakit negeri dan swasta di Connecticut Beers mengalami perlakuan
yang tidak manusiawi dari pegawai-pegawai rumah serta tetap memakai baju tidur
dan terikat selama beberapa jam.
Pada tahun 1919 di
bentuk international Committee for Nental Hygiene dengan markasr besarnya di
amerika serikat. Pada tahun 1930 ketika kongres international I din adakan di
Washington DC., ada 53 bnegara terbagi di dalam kongres tersebut. Pengakuan
terhadap cita-cita preventif yang di sponsori oleh nasional comunitee for
Mental Hygiene datang pada tanggal 3 juli 1946 ketika kongres amerika serikat
mengesahkan undang-undang kesehatan mental nasional. Pengesahan Undang undang
oleh kongres amerika serikat ini jelas merupakan pengakuan teradap usaha-usaha
Clifford Beers.Sebagai punbcak dari gerakan besar yanbg dimulai di New Haven,
Connecticut ini, maka dibentuk federasi dunia kesehatan mental pada tahun 1948.
Seorang
dokter Perancis, Philipe Pinel (1745-1826) menggunakan filsafat polotik dan
sosial yang baru untuk memecahkan problem penyakit mental. Dia terpilih menjadi
kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris. Di rumah sakit ini, pasiennya dirantai,
diikat ketembok dan tempat tidur. Para pasien yang telah di rantai selama 20
tahun atau lebih, dan mereka dianggap sangat berbahaya dibawa jalan-jalan di
sekitar rumah sakit. Akhirnya, diantara mereka banyak yang berhasil, mereka
tidak lagi menunjukkan kecenderungan untuk melukai atau merusak dirinya.
Konsep Sehat Secara Umum
Sehat dan sakit adalah keadaan biopsikososial yang
menyatu dengan kehidupan manusia.Pengenalan manusia terhadap kedua konsep ini
kemungkinan bersamaan dengan pengenalannya terhadap kondisi dirinya. Keadaan
sehat dan sakit tersebut terus terjadi, dan manusia akan memerankan sebagai
orang yang sehat atau sakit.
Konsep sehat dan sakit merupakan bahasa kita
sehari-hari, terjadi sepanjang sejarah manusia, dan dikenal di semua
kebudayaan.Meskipun demikian untuk menentukan batasan-batasan secara eksak
tidaklah mudah.Kesamaan atau kesepakatan pemahaman tentang sehat dan sakit
secara universal adalah sangat sulit dicapai.
Pengertian Sehat (health) adalah konsep yang tidak
mudah diartikan sekalipun dapat kita rasakan dan diamati keadaannya.Misalnya,
orang tidak memiliki keluhankeluahan fisik dipandang sebagai orang yang
sehat.Sebagian masyarakat juga beranggapan bahwa orang yang “gemuk” adalah
otrang yang sehat, dan sebagainya.Jadi faktor subyektifitas dan kultural juga
mempengaruhi pemahaman dan pengertian orang terhadap konsep sehat.
Sebagai satu acuan untuk memahami konsep “sehat”,
World Health Organization (WHO) merumuskan dalam cakupan yang sangat luas,
yaitu “keadaan yang sempurnan baik fisik[2], mental maupun sosial, tidak hanya terbebas
dari penyakit atau kelemahan/cacat”. Dalam definisi ini, sehat bukan sekedar
terbebas dari penyakit atau cacat.Orang yang tidak berpenyakit pun tentunya
belum tentu dikatakan sehat.Dia semestinya dalam keadaan yang sempurna, baik
fisik, mental, maupun sosial.
Pengertian sehat yang dikemukan oleh WHO ini
merupakan suatau keadaan ideal, dari sisi biologis, psiologis, dan sosial.
Kalau demikian adanya, apakah ada seseorang yang berada dalam kondisi sempurna
secara biopsikososial? Untuk mendpat orang yang berada dalam kondisi kesehatan
yang sempurna itu sulit sekali, namun yang mendekati pada kondisi ideal
tersebut ada.[3]
Dalam kaitan dengan konsepsi WHO tersebut, maka
dalam perkembangan kepribadian seseorang itu mempunyai 4 dimensi holistik,
yaitu agama, organobiologik, psiko-edukatif dan sosial budaya.Keempat dimensi
holistik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu :
o Agama/spiritual,
yang merupakan fitrah manusia. Ini merupakan fitrah manusia yang menjadi
kebutuhan dasar manusia (basic spiritual needs), mengandung nilai-nilai moral,
etika dan hukum. Atau dengan kata lain seseorang yang taat pada hukum, berarti
ia bermoral dan beretika, seseorang yang bermoral dan beretika berarti ia
beragama (no religion without moral, no moral without law).
o Organo-biologik,
mengandung arti fisik (tubuh/jasmani) termasuk susunan syaraf pusat (otak),
yang perkembangannya memerlukan makanan yang bergizi, bebas dari penyakit, yang
kejadiannya sejak dari pembuahan, bayi dalam kandungan, kemudian lahir sebagai
bayi, dan setrusnya melalui tahapan anak (balita), remaja, dewasa dan usia
lanjut .
o Psiko-edukatif,
adalah pendidikan yang diberikan oleh orang tua (ayah dan ibu) termasuk
pendidikan agama. Orang tua merupakan tokoh imitasi dan identifikasi anak
terhadap orang tuanya. Perkembangan kepribadian anak melalui dimensi
psiko-edukatif ini berhenti hingga usia 18 tahun.
o Sosial-budaya,
selain dimensi psiko-edukatif di atas kepribadian seseorang juga dipengaruhi
oleh kultur budaya dari lingkungan sosial yang bersangkutan dibesarkan.
Konsep dari Kesehatan
Mental
Memahami konsep kesehatan kita tidak pernah lupa dan
tidak pernah dapat dilepaskan dari pengaruh sejarah dan kemajuan
kebudayaan.Sepanjang sejarah makna sehat dan sakit ternyata sangat dipengaruhi
dengan peradaban.
Budaya barat dan timur ternyata memiliki perbedaan
yang mendasar mengenai konsep sehat dan sakit.Perbedaan ini kemudian
mempengaruhi sistem pengobatan di kedua kebudayaan. Akibatnya,pandangan
mengenai kesehatan mental juga berbeda. Namun dengan kemajuan teknologi dan
komunikasi yang membuat relasi antar manusia semakin mengglobal, pertemuan
kebudayaan ini tidak lagi dapat dihindari sehingga sekarang ini ditemui
berbagai cara penanganan kesehatan yang mencoba mengintegrasikan system
pengobatan antara kedua kebudayaan.
Pengaruh Budaya
Terhadap Konsep Kesehatan.
Pengertian kesehatan menurut WHO tampaknya juga
mengalami perkembangan menjadi kompleks. Kemudian WHO juga mendefinisikan
kesehatan sebagai: “…keadaan (status) sehat utuh secara fisik,
mental(rohani) dan social, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari
penakit, cacat dan kelemahan …….”(smet, 1994). Adapun pengertian tersebut
menyebabkan kebijakan di bidang keshatan mengalami perubahan dahulu
segala upaya dilakukan dngan tujuan untuk menyembuhkan/mengobati
penyakit.stelah berbagai macam dan berbagai macam temuan teknologi di upayakan
dapat kearah penyembuhan. Yang akibatnya berbagai teknologi modern diketemukan
sehingga berbagai macam penyakt dan gangguan lainnya bisa diatasi.
Pergeseran teknologi modern tersebut membuka peluang
bagi lmu – ilmu social umumnya dan ilmu – ilmu perilaku.Khususnya untuk
memberikan sumbangan bagi upaya – upaya tersebut.Dan bidang – bidang baru sudah
mulai bermunculan, seperti sosiologi kesehatan, anthropologi kesehatan, psikologi
kesehatan, dan masih banyak lagi.
Perhatian
mengenai kesehatan dalam kaitannya dengan keanekaragaman budaya juga menjadi
salah satu bidang kajian yang diminati oleh Psikologi Lintas Budaya(berry,
1999).
Sebagai perbandingan, bidang psikologi (kepribadian)
sekarang ini mengembangkan pandangan yang baru mengenai apa yang disebut
sebagai “kepribadian sehat”. Pandangan ini berbeda dengan pandangan psikologi
yang tradisionalis (misalnya psikoanalisa dan behaviorisme) dalam memandang
kodrat manusia.Pada psikologi tradisionalis, konsep tentang sehat kurang lebih
mirip dengan konsep mengenai kesehatan seperti yang dikemukakan diatas yaitu,
tidak adanya gejala – gejala yang cukup untuk memasukan individu kedalam
kategori gangguan (kepribadian) tertentu. Atau dengan kata lain, kepribadian
sehat yang mempunyai titik tolak dari apakah individu tersebut berbeda dari
mereka yang nyta – nyata terganggu atau tidak. Di lihat dari sudut pandang
statistik, kepribadian sehat adalah kepribadian individu umumnya, yang bila
digambarkan secara statistik berada didalam kurva normal, sementara kepribadian
yang tidak sehat adalah kepribadian yang berada di luar kurve normal tersebut.
Oleh karena itu, untuk membedakan pengertian sehat
yang dipakai oleh umum dengan sehat yang betul – betul sehat, pandangan ini
memprkenalkan “adisehat”atau “adinormal” untuk mengelompokkan orang – orang
yang berbeda dari masyarakat umumnya tetapi yang betul – betul mampu
mengaktualkan segenap potensi yang dimilikinya (Schultz, 1993).
Konsep Kesehatan Mental
dari
Budaya Barat dan Timur
Model-model
kesehatan muncul karena banyaknya asumsi mengenai kesehatan, seperti halnya
model kesehatan dari Barat dan juga Timur.Akan tetapi, dalam model-model itu
terdapat variasi yang disebabkan karena adanya perbedaan budaya di antara
model-model tersebut.
o Model
Biomedis (Freund, 1991)
Model ini memiliki 5 asumsi. Pertama, terdapat perbedaan yang
nyata antara tubuh dan jiwa, sehingga penyakit diyakini berada pada suatu
bagian tubuh tertentu.Kedua, penyakit
dapat direduksi pada gangguan fungsi tubuh, baik secara biokimia atau
neurofisiologis.Ketiga, setiap
penyakit disebabkan oleh suatu agen khusus yang berpotensi dapat
diidentifikasi. Keempat, melihat
tubuh sebagai suatu mesin. Kelima, konsep
tubuh adalah objek yang perlu diatur dan dikontrol.
o Model
Psikiatris
Merupakan model yang berkaitan dengan Model
Biomedis.Model ini masih mendasarkan diri pada pencarian bukti-bukti fisik
dari suatu penyakit dan penggunaan treatmen fisik obat-obatan
atau pembedahan untuk mengoreksi abnormalitas.
o Model
Psikosomatis (Tamm, 1993)
Merupakan model yang muncul karena adanya
ketidakpuasan terhadap model biomedis.Model ini menyatakan bahwa tidak ada
penyakit somatik yang tanpa disebabkan oleh antesenden emosional dan atau sosial.Sebaliknya
tidak ada penyakit psikis yang tidak disertai oleh simtom-simtom somatik.
Referensi :
Gambar :
http://mysteryology.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar